Kata Pengantar
Pertama –tama marilah kita panjatkan
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
berharga ini kepada kita unutk saling membagi ilmu ini kepada anda semua. Dalam
kali ini kali akan membahas Teori Transisional yang merupakan salah satu teori
dari Komunikasi Organisasi. Komunikasi organisasi dalam perusahaan sangatlah
penting dan akan mempengaruhi segala sistem kerja suatu organisasi, dengan
komunikasi yang sempurna dan terbuka dalam suatu perusaan atau organisasi maka
akan mendapatkan hasil yang maksimum dalam proses mencapai tujuan. Para
individu akan menjalani proses beradaptasi dalam suatu organisasi dan
perusahaan, dengan melalui proses beradaptasi ini akan menyadarkan individu –
individu untuk tidak banyak berharap dalam hasil kerja mereka, dan suatu
organisasi dan perusahaan tidak akan pernah memuaskan kebutuhan yang di butuhkan
oleh para individu. Teori Transisional ini sangat mementingkan adanya
komunikasi dalam suatu perusahaan dan organisasi, karena dalam suatu organisasi
tidak hanya tentang perintah dan menjalankannya dengan mencapai tujuan yang
diinginkan, jika tidak memiliki komunikasi yang sempurna antara atasan dan
bawahan maka akan timbul konflik yang tidak diinginkan. Dengan melalui makalah
ini kami akan membahas lebih dalam tentang Teori Transisional ini, menyimaklah
dengan seksama.
Rumusan
Masalah :
1.
Apa
yang dibahas dari materi teori transisional?
2.
Apa
saja teori yang termasuk dan mendukung teori transisional ini?
Tujuan
dan Manfaat :
-
Tujuan
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Organisasi dan Kelompok
Untuk
lebih memahami dengan jelas mengenai Teori Transisional
Untuk
mengetahui pentingnya komunikasi dalam organisasi
-
Manfaat
1.
Menambah
wawasan mengenai komunikasi terutama dalam kajian teori transisional.
2.
Memahami
secara garis besar teori transisional dan teori – teori pendukungnya.
3.
Memahami
istilah para pakar mengenai berbagai teori yang mendukung teori transisional.
Teori Transisional
Dalam materi kali ini,
kajiannya adalah teori – teori klasik mengenai organisasi dan manajemen ke
teori – teori sistem dan perilaku yang lebih mutakhir. Aspek – aspek tradisi
terdahulu merupakan landasan pemikiran futuristik tentang manusia dan objek.
Hal ini berarti bahwa aspek – aspek tradisi terdahulu merupakan dasar atau
landasan bagi manusia dan objek untuk ke depannya. Konsepsi lama tetap memberikan
pengaruh penting terhadap cara kita memahami organisasi, namun perbaikan –
perbaikan dalam model mulai membawa perubahan praktis dalam cara kita
merumuskan organisasi.
Teori
Perilaku
Terdapat 4 (empat) teori yang termasuk
ke dalam teori perilaku.
1.
Teori
Komunikasi – Kewenangan Chester Barnard
Barnard menyatakan bahwa organisasi adalah sistem orang,
bukan struktur yang direkayasa secara mekanis. Suatu struktur mekanis yang
jelas dan baik tidaklah cukup. Kelompok – kelompok alamiah dalam sturktur
birokratik dipengaruhi oleh apa yang terjadi, komunikasi ke atas adalah
penting, kewenangan berasal dari bawah alih – alih dari atas, dan pemimpin
perlu berfungsi sebagai kekuatan yang padu.
Barnard mendefinisikan organisasi formal sebagai suatu
sistem kegiatan dua orang atau lebih yang dilakukan secara sadar dan
terkoordinasikan, menitikberatkan konsep sistem dan konsep orang. Barnard
menyatakan bahwa eksistensi suatu organisasi (sebagai suatu sistem kerja sama)
bergantung pada kemampuan manusia untuk berkomunikasi dan kemauan untuk bekerja
sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama pula. Maka ia menyimpulkan bahwa
fungsi pertama seorang eksekutif adalah mengembangkan dan memelihara suatu
sistem komunikasi.
Empat syarat sebelum seseorang menerima suatu pesan yang bersifat
otoritatif :
1.
Orang
tersebut memahami pesan yang dimaksud.
2.
Orang
tersebut percaya bahwa pesan tersebut tidak bertentangan dengan tujuan
organisasi.
3.
Orang
tersebut percaya, pada saat ia memutuskan untuk bekerja sama, bahwa pesan yang
dimaksud sesuai dengan minatnya.
4.
Orang
tersebut memiliki kemampuan fisik dan mental untuk melaksanakan pesan.
Premis – premis ini
menjadi terkenal sebagai Teori Penerimaan Kewenangan, yaitu kewenangan yang
berasal dari tingkat atas organisasi sebenarnya merupakan kewenangan nominal.
Kewenangan menjadi nyata apabila diterima. Barnard menunjukkan bahwa banyak
pesan tidak dapat dianalisis, dinilai dan diterima, atau ditolak dengan
sengaja. Tetapi kebanyakan arahan, perintah, dan pesan persuasif termasuk ke
dalam zona acuh tak acuh (zone od indifference) seseorang.
Banyak pesan dalam
suatu organisasi dirancang untuk memperlebar zona acuh tak acuh pegawainya.
Lebar zona setiap bawahan berbeda antara yang satu dengan lainnya. Seorang
bawahan boleh jadi mau menerima suatu pesan dengan penuh kehangatan dan
penerimaan, bawahan lainnya tidak mau menerima tetapi juga tidak berarti
menolaknya, sedangkan seorang bawahan ketiga sama sekali menolak pesan
tersebut.
Barnard menyamakan
kewenangan dengan komunikasi yang efektif. Penolakan suatu komunikasi sama
dengan penolakan kewenangan komunikator. Dengan menerima suatu pesan atau
perintah dari orang lain, seseorang memberikan kewenangan kepada perumus pesan
dan karenanya menerima kedudukannya sebagai bawahan. Karena itulah Tannenbaum
(1950) menyatakan bahwa “luas kewenangan yang dimiliki seorang atasan
ditentukan oleh luas penerimaan bawahannya.” Keputusan untuk tidak menerima
kewenangan dan pesan seorang atasan karena tak menghasilkan keuntungan yang
memadai, dapat menghasilkan kerugian seperti penghukuman, kerugian uang, atau
pertentangan sosial. Dalam beberapa organisasi kekhawatiran akan tindakan –
tindakan pemaksaan itu mungkin menghasilkan kemauan untuk meneruma suatu pesan,
sedangkan kerugian tersebut malah tidak menghasilkannya.Terlepas dari kaitan
yang erat antara kewenangan dan komunikasi, Barnard menganggap teknik – teknik
komunikasi ( tertulis dan lisan) penting untuk mencapai tujuan organisasi
tetapi juga menganggap teknik – teknik tersebut sebagai sumber masalah
organisasi. Ketiadaan teknik yang sesuai akan menghilangkan kemungkinan
menerima tujuan sebagai suatu dasar organisasi. Maka Barnard menjadikan komunikasi sebagai suatu bagaian penting dari
teori organisasi dan manajemen. Tampaknya ia sepenuhnya yakin bahwa komunikasi
adalah kekuatan organisasi.
2.
Teori
Hubungan Manusiawi Elton Mayo
Elton Mayo melakukan sebuah penelitian yang dinamakan
studi Hawthorne. Kemudian muncullah efek Hawthorne yang adalah kesimpulan dari
studi tersebut. Efek Hawthorne yaitu ; perhatian terhadap orang – orang boleh
jadi mengubah sikap dan perilaku mereka (objek eksperimen), moral dan
produktivitas dapat meningkat apabila para pegawai mempunyai kesempatan untuk
berinteraksi satu sama lainnya.
Karya Barnard dan Myo sekaligus merupakan pendekatan
perilaku terhadap organisasi. Mayo sering disebut sebagai orang yang memulai
pergerakan hubungan manusiawi (human relations movement). Suatu kritik terhadap
pergerakan hubungan manusiawi menyatakan bahwa pergerakan ini terlalu asyik
dengan orang – orang dan hubungan – hubungan mereka dan mengabaikan keseluruhan
sumber daya organisasi dan anggota – anggotanya. Komunikasi organisasi mencoba
memberikan latar belakang guna mengembangkan kualitas sumber daya manusia dalam
suatu organisasi, tidak hanya mengembangkan kualitas hubungan manusiawi.
3.
Teori
Fusi Bakke dan Argyris
Bakke menyarankan proses fusi karena sadar akan banyaknya
masalah dalam rangka memuaskan minat manusia yang berlainan dan dalam rangka
memenuhi tuntutan penting struktur birokrasi. Bakke berpendapat bahwa
organisasi, hingga suatu tahap tertentu, memengaruhi individu, sementara pada
saat yang sama individu pun memengaruhi organisasi. Hasilnya adalah siatu
organisasi yang dipersonalisasikan oleh setiap individu pegawai dan individu –
individu yang disosialisasikan oleh organisasi. Karena itu setiap pegawai
menunjukkan ciri – ciri organisasi dan setiap jabaran dalam organisasi
dimodifikasi sesuai dengan minat khusus individu.
Argyris (1957), memperluas dan menyempurnakan karya
Bakke. Ia berpendapat bahwa ada suatu ketidaksesuaian yang mendasar antara
kebutuhan pegawai yang matang dengan persyaratan formal organisasi. Organisasi
mempunyai tujuan yang berlawanan dengan tujuan pegawai perseorangan. Para
pegawai mengalami frustrasi sebagai akibat dari ketidaksesuaian tersebut;
sebgaian pegawai mungkin meninggalkan tempat kerja mereka, menjadi apatis dan
acuh tak acuh. Melalui konflik ini para pegawai lainnya menyadari untuk tidak
mengharapkan kepuasan dari pekerjaan mereka. Banyak orang mengetahui
berdasarkan pengalaman pribadi bahwa penyesuaian diri terhadap tuntutan –
tuntutan suatu organisasi formal tidak mudah dan tidak dapat diharapkan terjadi
secara otomatis.
4. Teori
Peniti Penyambung Likert
Rensis Likert dari Universitas Michigan
berjasa mengembangkan suatu model terkenal dengan sebutan model peniti
penyambung (the linking pin model) yang menggambarkan struktur
organisasi. Konsep peniti penyambung berkaitan dengan kelompok-kelompok yang
tumpang tindih. Penyelia merupakan anggota dari 2 kelompok ; sebagai pemimpin
unit yang lebih rendah dan anggota unit yang lebih tinggi. Penyelia berfungsi
sebagai peniti penyambung, mengikat kelompok kerja yang satu dengan yang
lainnya pada tingkat berikutnya.
Organisasi
dengan struktur peniti penyambung menggalakan orientasi ke atas daripada ke
bawah; komunikasi, pengaruh pengawasan dan pencapaian tujuan diarahkan ke atas
dalam org.
Luthans
(1973) berpendapat bahwa konsep peniti penyambung cenderung menekankan &
memudahkan apa yang seharusnya terjadi dalam struktur klasik yang birokratik. Tetapi pola hierarkis atasan bawahan, sering mendorong
komunikasi ke bawah, namun menghambat komunikasi ke atas dan ke samping.
Teori sistem
Dalam
pendekatan sistem, organisasi dibangun oleh individu dan kepribadian, struktur
forma, pola interaksi yang informal, pola status dan peranan – peranan yang
menimbulkan pengharapan dan lingkungan fisik pekerjaan. Bagian – bagian ini
yang selanjutnya tersusun menjadi sebuah konfigurasi sistematik. Setiap bagian
dalam organisasi saling berhubungan dan berinteraksi. Setiap bagian memberikan
makna bagi yang lainnya.
Scott (1961) menyatakan
bahwa “satu – satunya cara yang bermakna untuk mempelajari organisasi adalah
sebagai suatu sistem”. Ia mengemukakan bahwa bagian – bagian penting organisasi
sebagai sistem adalah individu dan kepribadian setiap orang dalam organisasi;
struktur formal; pola interaksi yang informal; pola status dan peranan yang
menimbulkan pengharapan – pengharapan; dan lingkungan fisik pekerjaan.
Bagian – bagian suatu sistem
organisasi menurut Scott :
1.
Nonsumativitas:
ketika komponen-komponen tersebut saling berhubungan satu sama lain dalam satu
interpendensi, sistem tersebut memperoleh suatu identitas yang terpisah dari
masing-masing komponen.
2. Unsur-unsur struktur, fungsi, dan evolusi.
Struktur merujuk kepada hubunganantarkomponen suatu sistem. Co : atas bawahan.
Fungsi evolusi suatu sistem atau perubahan dan bukan perubahan dalam suatu
sistem sejalan dengan berlalunya waktu, mempengaruhi baik unsur fungsional
maupun unsur struktural, dan kerumitan suatu sistem berhubungan dengan sejauh
mana unsur-unsur fungsional dan sruktural bervariasi.
3.
Sistem terbuka di tandai dengan
equifinalitas yang berati keadaan akhir yang sama dapat di capai dari
kondisi-kondisi yang berbeda dengan cara berbeda pula, itu juga berati
organisasi yang mulai dengan kondisi awal yang sama dapat di memperoleh keadaan
yang berbeda.
4. Hierarki: komunikasi menyangkut
sistem,sub sistem, dan suprasistem dan masing-masing menyanjikan suatu tingkat
analisis yang berbeda. Bila terdapat tingkat analisis yang berbeda ( dalam
individu, kelompok, organisasi, masyarakat) satu-satunya cara kita untuk banyak
mengetahui setiap tingkat ini adalah bilakita mengetahui bagaimana
tingkat-tingkat ini berkaitan, yaitu bagaimana suatu tingkat berinteraksi
dengan suatu tingkat lainya.
Teoretisi
sistem umum (Bertalanffy, 1968; Boulding, 1965;Rapoport, 1968) mengidentifikasi
beberapa prinsip yang berlaku bagi semua jenis sistem. Yakni bahwa mesin,
organisme, dan organisasi memiliki proses serupa dan dapat diuraikan dengan
prinsip – prinsip yang sama.
Teori
sistem memandang organisasi sebagai kaitan bermacam-macam komponen yang saling
tergantung satu sama lain dalam mencapai tujuan organisasi. Setiap bagian
mempunyai peranan masing-masing dan berhubungan dengan bagian-bagian lain dan
karena itu koordinasi penting dalam teori ini.
Teori
sistem adalah seperangkat prinsip yang terorganisasikan secara longgar dan
sangat abstrak, yang berfungsi mengarahkan pikiran kita namun terikat pada
berbagai penafsiran. (Fisher ; 1978)
Teori system
sosial Katz dan Kahn
Komunikasi sebagai suatu proses
penghubung akan mempunyai arti khusus bila kita menerima pendapat Katz dan Kahn
bahwa struktur sosial berbeda dengan struktur mekanis dan struktur biologis. Entitas
entitas fisik dan biologis seperti mobil dan binatang mempunyai struktur
anatomi yang dapat diidentifikasi ketika entitas entiras itu bahkan tidak
sedang berfungsi. Ketika suatu organism biologis berhenti berfungsi, tugub
fisiknya masih dapat diperiksa melalui pembedahan.
Bila
suatu system sosial berhenti berfungsi, ia tidak lagi mempunyai struktur yang
dapat diidentifikasi. Sebabnya adalah karena system sosial merupakan struktur
peristiwa alih alih merupakan bagian fisik. Dan tidak mempunyai struktur yang
terpisah dari kegiatannya. Jaringan komunikasi suatu organisasi misalnya,
mempunyai sedikit persamaan dengan system peredaran darah atau system saraf
dari organism biologis, meskipun kita cenderung sering membandingkan keduanya .
Katz dan Kahn menerangkan bahwa
kebanyakan interaksi dengan orang merupakan tindakan komunikatif (verbal dan
non verbal). Mereka menyatakan bahwa adalah mungkin untuk menggolongkan bentuk
bentuk interaksi sosial seperti penggunaan pengaruh , kerja sama, penularan
sosial atau peniruan. Teori system menyadari bahwa suatu keadaan yang
terorganisasikan perlu mengenal berbagai hambatan untuk mengurangi komunikasi
acak kesaluran saluran yang sesuai untuk pencapaian tujuan organisasi. Pengembangan organisasi ,
misalnya mungkin perlu menciptakan saluran saluran komunikasi baru. Katz dan
Kahn berpendapat bahwa watak suatu system sosial menginsyaratkan selektivitas
saluran dan tindakan komunikatif dan menggunakan yang lainnya.
Secara ringkas scott mengatakan bahwa
organisasi terdiri dari bagian bagian yang berkomunikasi antara yang satu
dengan yang lainnya, menerima pesan pesan dari dunia luar dan menyimpan
informasi. Fungsi komunikasi bagian bagian ini sekaligus merupakan konfigurasi
yang menggambarkan system secara keseluruhan.
Secara
ringkas, Scott (1961) mengatakan bahwa “organisasi terdiri dari bagian-bagian
yang berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya, menerima pesan-pesan
dari dunia luar, dan menyimpan informasi. Fungsi komunikasi bagian-bagian ini
sekaligus merupakan konfigurasi yang menggambarkan sistem secara keseluruhan”
Mungkin dapat dikatakan bahwa, dari sudut pandang sistem, komunikasi adalah
organisasi. Hawes (1974), bahkan, menyatakan hal ini: “Suatu kolektivitas
sosial adalah perilaku komunikatif yang terpolakan; perilaku komunikatif tidak
terjadi dalam suatu jaringan hubungan, tetapi merupakan jaringan itu in
sendiri”. Kita dapat menganggap adanya organisasi dan kemudian menerangkan
serta berharap memahami fungsinya, bagaimana orang-orang saling berhubungan,
dan beberapa isu penting yang mempengaruhi cara manusia dan organisasi
berkembang.
Ad-hokrasi dan
teori Buck Rogers
Toffler meringkaskan cirri cirri birokrasi baru yang
yang disebut ad-hokrasi sebagai bergerak cepat, kaya dengan informasi, sangat aktof,
selalu berubah ,terisi dengan unit unit bersifat sementara dan individu
individu yang selalu bergerak. Dalam ad-hokrasi , bukan organisasi yang menarik
komitmen pegawai, melainkan pekerjaan, problem yang harus dipecahkan, dan tugas yang harus dilakukan. Bahkan loyalitas yang bersifat professional
menjadi berjangka pendek karena para spesialis mendapatkan imbalan mereka dari
kepuasan intrinsic dengan melakukan tugas berat dengan baik. Mereka setia
kepada standar mereka, tidak kepada atasan mereka, kepada problem mereka, tidak
kepada pekerjaan mereka. Para ad-hokrat menggunakan keahlian dan bakat
mereka untuk memecahkan masalah dalam
kelompok dan lingkungan temporer dalam orgsanisasi sejauh masalahnya menarik minat
mereka.
Toffler mencatat bahwa gelar gelar
jabatan dalam beberapa ad-hokrasi
didahului dengan sebutan associate. Sebutan itu member kesan kesederajatan yang
merupkan cirri khas organisasi baru- associate berarti teman sejawat , bukan bawahan dalam organisasi. Pemakaian
istilah tersebut mencerminkan penggeseran dari hierarki vertical ke pola
komunikasi lateral.
Pacanowsky menyarankan bahwa Gore
mengembangkan suatu budaya pemberdayaan lewat enam aturan berikut :
1. Distribusikan
kekuasaan dan peluang secara luas
2. Pelihara
suatu system komunikasi yang penuh , terbuka , dan terdesentralisasikan
3. Gunakan
metode pemecahan masalah integrative
4. Praktikkan
tantangan dalam suatu lingkungan yang berlandaskan kepercayaan
5. Berilah
ganjaran kepada dan hargailah orang orang untuk mendorong etika kinerja yang
tinggi dan tanggung jawab diri
6. Bersikaplah
bijaksana dengan hidup melalui dan belajar dari ambiguitas organisasi,
inkonsistensi , kontradiksi, dan paradoks.
Organisasi matriks , organisasi kisi
kisi , organisasi proyek, dan organisasi ad-hokrasi adalah organisasi
organisasi komunikasi saat ini dengan masa depan . dalamkeadaan demikian, studi
komunikasi adalah studi organisasi. Manajemen dalam konfigurasi matriks dan
kisi kisi adalah praktik komunikasi organisasi.
Praktik organisasi masa kini menegaskan prediksi teoritis terlebih
dahulu . fungsi pertama seorang eksekutif memang adalah menciptakan dan
memelihara suatu sitem komunikasi. Komunikasi system adalah organisasi,
komunikasi organisasi adlah teori Buck Rogers mengenai organisasi.
No comments:
Post a Comment